#main-wrapper { width: 433px; padding:15px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper { width: 225px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper2 { width: 225px; float: left; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } -->

Jumat, 10 Desember 2010

Kontribusi Pada Dakwah

Fain faqadu syaian lam yu’thi.‘ 
Siapa yang tidak punya, maka ia tidak akan dapat memberikan sesuatu. 
Maka mungkinkah seseorang akan memberikan kontribusinya sementara dirinya tidak memiliki apa-apa.
Mereka yang tidak bisa memberikan pengorbananan apa-apa sepantasnya merasa malu. 
Karena telah banyak kebaikan Allah swt. pada kita.
Oleh sebab itu seorang aktivis dakwah perlu mengetahui apa yang ia punyai.

Aktivis dakwah, tidak boleh bakhil.
Kontribusi apapun, yang telah ia tunaikan akan sangat bermanfaat bagi dakwah ini. 
Kemanfaatan pengorbanan itu hanya ada pada saat kehidupan di dunia ini baik bagi orang lain terlebih lagi bagi dirinya sendiri. 
Setelah mati, tidak ada sesuatu pun yang bisa diberikan oleh manusia untuk menambah timbangan kebaikannya di alam barzah kelak.
Karenanya, karakter aktivis dakwah yang sesungguhnya adalah berwatak merasa ringan untuk berkorban terhadap dakwah. 
Tidak ada sesuatupun yang merintanginya untuk berkorban.
Ia cepat merespon tuntutan dakwah ini.

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”. (Ash-Shaff: 14)

Al-atha’ ad-da’awy diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Al-Atha’ Al Fikry (Kontribusi Pemikiran)
2. Al-Atha’ Fanny (Kontribusi Keterampilan)
3. Al-Atha’ Al-Maaly (Kontribusi Materi)
4. Al-Atha’ An-Nafsy (Kontribusi Jiwa)
5. Al-Atha’ Al-Mulky (Kontribusi Kewenangan)

Kiat untuk dapat memberikan kontribusi dakwah
Untuk dapat mendorong dirinya memberikan kontribusinya dalam dakwah, aktivis dakwah perlu mengupayakan kiat-kiat jitu dalam berkorban. 
Pertama, biasakan diri untuk memberikan kontribusi setiap hari meskipun dalam jumlah yang kecil. Kalau perlu dengan ukuran yang jelas, misalnya satu hari memberikan kontribusinya untuk dakwah Rp 1.000 atau dua jam dari waktunya atau satu gagasannya. Untuk dapat membiasakannya bila perlu memberikan sanksi jika meninggalkan kebiasaan tersebut.
Kedua, meningkatkan kemampuan visualisasi terhadap balasan dan ganjaran dunia dan akhirat.
Allah swt. akan memberikan kedudukan yang kokoh di dunia atas segala kontribusi yang diberikan (An-Nuur: 55). 
Allah swt. juga memandang mulia orang yang berkorban, bahkan derajatnya ditinggikan dari orang yang lainnya (An-Nisaa’: 95). 
Ketiga, selalu bercermin pada orang lain dalam berkorban. Tidak jarang para sahabat berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan lantaran bercermin dari sahabat lainnya.
Keempat, selalu meyakini bahwa setiap pengorbanan yang diberikan akan memberikan manfaat yang sangat besar baik bagi dirinya ataupun yang lain.
Keyakinan yang demikian akan mendorong untuk selalu berbuat
Kelima, senantiasa berdoa pada Allah swt. agar dimudahkan untuk selalu berkorban. 
Senantiasa berada di barisan terdepan untuk memberikan kontribusi bagi kemenangan dakwah.


Jadilah orang pertama di antara teman-teman.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata yang positif melahirkan tindakan positif . . .