#main-wrapper { width: 433px; padding:15px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper { width: 225px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper2 { width: 225px; float: left; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } -->

Senin, 28 November 2011

Memaknai Tahun Baru Hijriah


Sang waktu terus berjalan. Tak terasa kita masuki tahun baru 1433 Hijriah. Itu artinya hijrah Rasulullah saw. beserta para sahabatnya ke Madinah telah berumur 1433 tahun. Sebuah peristiwa bersejarah yang patut dikenang. Di dalamnya terkandung makna dan keteladanan untuk sebuah pengorbanan sejati yang mengapresiasikan perlawanan akan kebatilan sekaligus sikap konsisten mengedepankan kepentingan misi dari kepentingan apa pun. Agar ia tetap lestari dan terjaga dari kepunahan meski karenanya harus berdarah-darah mereka harus meninggalkan negeri, harta, sanak dan handai-taulan tercinta. Dalam Ath-Thabaqat Al-Laits bin Sa’ad mengutip sebuah riwayat dari Ibunda Aisyah r.a. adalah  Rasulullah saw. bersuka-cita saat jumlah pengikutnya mencapai tujuh puluh orang karena itu artinya Allah telah membuatkan “tameng pertahanan”. Bukan sembarangan mereka terdiri dari kaum profesional di bidang peperangan persenjataan dan pembelaan.
Tetapi permusuhan dan penyiksaan kaum musyrik bertambah gencar dan berat. Bahkan tingkat siksaan dan celaan yang dirasakan sahabat belum pernah dialami sebelumnya. Mereka pun mengadu kepada Rasulullah saw. dan meminta izin untuk berhijrah. Pengaduan dan permintaan itu dijawab oleh Rasulullah saw. “Sesungguhnya aku pun telah diberi tahu bahwa tempat kalian adalah Yatsrib. Barangsiapa yg ingin keluar-hijrah- maka hendaklah ia keluar ke Yatsrib.” Para sahabat kemudian hijrah secara bergelombang dan tentu saja dengan sembunyi-sembunyi kecuali Umar bin al-Khattab r.a. Dengan tegas Umar bahkan bersuara lantang “Barangsiapa ingin ibunya kehilangan anaknya atau istrinya menjadi janda atau anaknya menjadi yatim piatu hendaklah ia menghadangku di balik lembah ini.” Sebuah tantangan yg antiklimaks karena tak satu pun orang kafir Quraisy yg berani menampakkan batang hidungnya.
Tibalah Rasulullah di Yatsrib setelah sebelumnya para  sahabatnya lebih dulu sampai. Beliau disambut dengan penuh suka cita oleh sahabat Anshar. Yatsrib di kemudian hari diganti namanya menjadi Al-Madinah al-Munawwarah. Hijrah itu sekaligus menjadi tonggak awal dimulainya kalender Islam. Makna Hijrah Secara harfiah hijrah artinya berpindah. Secara istilah ia mengandung dua makna hijrah makani dan hijrah maknawi . Hijrah makani artinya hijrah secara fisik berpindah dari suatu tempat yang kurang baik menuju yang lebih baik dari negeri kafir menuju negeri Islam. Adapun hijrah maknawi artinya berpindah dari nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih  baik dari kebatilan menuju kebenaran dari kekufuran menuju keislaman. Ringkasnya hijrah kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Makna terakhir oleh Ibnu Qayyim bahkan dinyatakan sebagai al-hijrah al-haqiqiyyah . Alasannya hijrah fisik adalah refleksi dari hijrah maknawi itu sendiri. Dua makna hijrah tersebut sekaligus terangkum dalam hijrah Rasulullah saw. dan para sahabatnya ke Madinah. Secara makani jelas mereka berjalan dari Mekah ke Madinah menempuh padang pasir sejauh kurang lebih 450 km. Secara maknawi juga jelas mereka hijrah demi terjaganya misi Islam. Al-Qahthani menyatakan bahwa hijrah sebagai urusan yg besar. Hijrah berhubungan erat dgn al-wala’ wal-bara’ . Bal hiya min ahammi takaalifahaa bahkan ia termasuk manifestasi yg paling penting. Penting karena menyangkut ketepatan sikap seorang muslim dalam memberikan perwalian kesetiaan dan pembelaan. Juga menyangkut ketepatan seorang muslim dalam menampakkan penolakan dan permusuhan kepada yg patut dimusuhi.
Dalam sejarah para rasul juga dekat dgn tradisi hijrah dan semua atas semangat penegasan batas sebuah loyalitas kesetiaan keimanan yg berujung pada menuju yg lebih baik atas ridha Allah. Sebut misalnya Nabi Ibrahim Khalilullah beliau telah melakukan hijrah beberapa kali dari Babilon ke Palestina dari Palestina ke Mesir dari Mesir ke Palestina lagi semua demi risalah suci. Termasuk hijrah beliau dari Palestina menuju Mekah yg dalam perkembangannya menjadi syariat haji. Adalah Ibrahim a.s. yang baru dikarunia Ismail anak yang selama ini dinanti harus meninggalkan Palestina bersama istrinya Hajar menuju tanah gersang tak bertuan. Di tempat itulah Ibrahim meninggalkan anak dan istrinya dengan hanya dibekali sekantong makanan dan seteko air. Ibnu Katsir menceritakan dalam tafsirnya Saat Nabi Ibrahim hendak berlalu sang istri menarik tali kekang tunggangannya dan bertanya “Apakah kau akan meninggalkanku bersama anakmu di tempat yang tiada tanaman lagi tak bertuan?” Ibrahim a.s. terdiam. Hajar mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali dan tetap saja Ibrahim diam. Sampai akhirnya Hajar mengganti pertanyaan “Apakah Allah yg memerintahkanmu melakukan hal ini.” “Benar” jawab Ibrahim. Hajar menimpali “Jika demikian Allah tidak akan mempersulit kami.” Sungguh sebuah dialog yg menusuk hati merefleksikan keimanan yg amat dalam sebuah ketundukan sekaligus pengorbanan yg menakjubkan. Terpancar sikap tawakal yg begitu tinggi bahwa hanya Allah Yang Maha Menghidupkan Maha Memberi Rezeki Maha Mematikan. Sempurnalah implementasi hijrah pada diri Ibrahim a.s. dan keluarganya baik secara makani maupun maknawi. Ibrah dari Hijrah Pelajaran yg nyata dari peristiwa hijrah adl sebuah pengorbanan. Setelah para sahabat keluar dari ujian berupa siksaan dan cercaan dari Kafir Quraisy di Mekah tidak otomatis menjadikan mereka bebas dari ujian berikutnya. Yang paling gamblang adalah cobaan meninggalkan kemapanan. Tengoklah bagaimana sahabat meninggalkan keluarga tercinta rumah pekerjaan tanah air dan sanak kadang. Secara lahiriyah umumnya naluri manusia akan menyatakan ujian itu sungguh berat. Meninggalkan nilai material yg barangkali selama ini mereka rintis dan perjuangkan. Berpindah ke suatu tempat asing yg penuh spekulasi. Toh kecintaan para sahabat akan Islam mengalahkan kecintaan pada semua itu. Kesucian akidah di atas segalanya.
Hal ini sekaligus menegaskan betapa maslahat din menempati pertimbangan tertinggi dari maslahat-maslahat yg lain. Pelajaran lain hijrah menegaskan adanya perseteruan abadi antara kebatilan versus kebenaran. Ibarat minyak dan air ia tidak akan bisa bertemu karenanya adl sebuah utopia upaya-upaya “mengawinkan” antara nilai Islam dengan civic culture  yang bertentangan dengan Islam terlebih jika dilandasi nafsu mendahulukan budaya ketimbang nilai Islam atas nama pluralisme dan humanisme. Pelajaran berikutnya adalah perseteruan kebenaran versus kebatilan mengharuskan manusia memilih salah satu di antara keduanya tidak ada sikap “non-blok”. Allah SWT berfirman yg artinya “Kebenaran itu datang dari Rabb-mu maka jangan sekali-kali engkau termasuk orang yg ragu-ragu.”  Untuk menangkap spirit hijrah lebih jauh rumusan sederhana Ibnu Qayyim cukup menarik katanya dalam kata hijrah terkandung arti berpindah “dari” dan berpindah “menuju”. Maksudnya berpindah dari yang semula tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya menuju kepada yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Jika rumusan global tersebut betul-betul dihayati tiap muslim untuk selanjutnya secara konsisten diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan barangkali nasib umat Islam secara umum akan lebih baik dari sekarang. Seorang koruptor akan berhenti dari korupsinya para preman akan menghentikan aksi bromocorahnya tidak ada lagi muslim penimbun orang miskin akan bersuka cita karena kucuran infak para dermawan. Para dai berhenti bersengketa antar mereka dalam urusan yang kurang prinsip dan seterusnya. Lantas mengapa kenyataannya tidak demikian? Barangkali karena kita kurang menghayati dan mengamalkan arti hijrah sebagaimana mestinya. Wallahu a’lam. .
Referensi
1. Tafsir Al-Qur’an al-Azhim Ibnu Katsir
2. Al-Wala’ wal-Bara’ fil-Islam Muhammad Sa’id al-Qahthani
3. Fiqhus-Sirah Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia


Jumat, 25 November 2011

'Simbiosis Mutualisme' Seorang Mu'min

♥ السلام عليكم ورحمة الله و بركاته ♥
Manusia, sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi dan hubungan timbal balik yang membutuhkan satu dengan yang lainya. Karena dari awal penciptaannya [Adam a.s], manusia memang merasa kesepian dan tak berarti bila tidak ada teman yang menemani untuk melakukan proses interaksi dan berbagi. Maka, Hawa pun tercipta sebagai pendamping di Surga. Karenanya, sudah menjadi fithrah manusia untuk mencari mitra dalam hidup dan kehidupannya dalam berinteraksi guna saling membantu dan memberi kontribusi. Maka pantaslah Allah Swt dengan Keluasan Rahmat-Nya menciptakan berbagai suku, bangsa, ras dan kabilah-kabliah untuk saling mengenal satu sama lain. Proses tersebut mutlak butuh interaksi sosial. Firman Allah Swt:


"Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal".

(Al Hujuraat: 13)



Proses interaksi mempunyai implikasi yang cukup beragam sebagai akibat dari kontak sosial, salahsatunya adalah Simbiosis Mutualisme. Simbiosis Mutualisme merupakan istilah yang senantiasa dipakai dalam mencerminkan interaksi antara dua organisme yang berdampingan dan saling menguntungkan. Dalam prakteknya, terdapat sikap saling 'tolong menolong' yang membuahkan kebaikan bagi masing-masing organisme tersebut.

Seperti prilaku burung Jalak yang hinggap diatas punggung kerbau. Sang burung dengan lahapnya memakan binatang yang ada diatas punggung kerbau dengan tenang, kerbau pun merasa nyaman dengan kehadiran Sang burung karena tubuhnya merasa dibersihkan. Dengan demikian, proses interaksi yang saling menguntungkan tersebut antara burung Jalak dan Kerbau dinamakan dengan Simbiosis Mutualisme. Adapun antonim dari kata tersebut adalah Simbiosis Parasitisme, yang mana ada salah satu pihak yang dirugikan. Ataupun Simbiosis Kompetisi, yang mana kedua belah pihak saling merugikan.


Bagi seorang Mu'min, jelas sekali sikap yang harus dibangun adalah sikap yang mengarah dan menumbuhkan Simbiosis Mutualisme. Sikap yang saling menguntungkan antara Mu'min yang satu dengan yang lainya. Karena seorang Mu'mun satu dengan yang lainya merupakan ikhwah [mitra/ saudara], terlarang menciptakan suasana yang menimbulkan konflik yang berakibat terjadinya Simbiosis Parasitisme ataupun Simbiosis Kompetisi. Seperti dalam Firman Allah Swt:



Orang-orang mukmin sesungguhnya bersaudara; maka damaikanlah kedua saudaramu (yang berselisih), dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat,” (Q. Al Hujurat: 10)



Adapun sikap Kompetitif yang dibangun dalam ranah kehidupan antara mu'min yang satu dengan yang lainnya harus menuju dalam kebaikan yang tetap menuntut adanya Simbiosis Mutualisme. Bukan kompetitif yang merugikan (Parasitisme/ Kompetisi). Seperti Firman Allah Swt:



“Berlomba-lombalah dalam kebaikan” (QS. Al Baqarah: 148)



“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang lebarnya selebar langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al Hadiid: 21)



Karena sikap kompetitif mu'min tersebut harus ditopang dan didasari dengan sikap ukhuwah. Sikap kompetitif yang tetap memperhatikan 'nasib' saudaranya. Karena seorang Mu'min yang satu dengan yang lainnya bagaikan satu tubuh dan bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Maka, disanalah timbul Simbiosis Mutualisme antar Mu'min. Sikap menguntungkan dunia-akhirat dalam kebaikan dan ketaqwan. Bukan dalam kesalahan dan permusuhan. Seperti dalam Firman-Nya:



Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah:2)



Bahkan, seorang Mu'min harus menghilangkan seluruh sikap yang menjurus terhadap Simbiosis Parasitisme dan Simbiosis Kompetisi (sikap munkar) dan permusuhan. Seperti dalam Firman-Nya:



“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. Ali Imran:104)



Dalam hadits Arba'in, Imam an Nawawi mencantumkan beberapa hadits yang berkaitan dengan hal tersebut, seperti:



"Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". (Riwayat Bukhori dan Muslim)



Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda : “Kebaikan adalah akhlak yang baik, dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika diketahui manusia " (Riwayat Muslim)



Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tidak boleh melakukan perbuatan (mudharat) yang mencelakakan diri sendiri dan orang lain". (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta selainnya dengan sanad yang bersambung, juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattho’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari bapaknya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi dia memiliki jalan-jalan yang menguatkan sebagiannya atas sebagian yang lain).



Maka, masihkah kita enggan belajar dari Burung Jalak dan Kerbau yang selalu hidup saling menguntungkan? Karena Mu'min tercipta bukan sebagai Mahjub bagi saudaranya. Semoga kita termasuk manusia yang paling baik, yaitu manusia yang dapat memberi manfaat bagi saudaranya.Wallahu A'lam Bish Shawab



Alan Ruslan Huban (Bidgar Da'wah PC. Pemuda PERSIS Cibatu, Mahasiswa STID Mohammad Natsir Jakarta)

Apakah Cium Tangan itu Sunnah?


♥ السلام عليكم ورحمة الله و بركاته ♥


Didalam kitab “al Mausu’ah al Fiqhiyah” disebutkan bahwa diperbolehkan mencium tangan seorang alim, penguasa yang adil, mencium tangan kedua orang tua, ustadz dan setiap orang yang layak mendapatkan penghormatan sebagaimana dibolehkan mencium kepala, dahi serta diantara kedua bola mata namun (dibolehkannya) hal demikian jika bertujuan perbuatan baik, penghargaan, perasaan sayang saat bertemu dan berpisah dan penghormatan dengan disertai keamanan dari syahwat.
Terdapat sebuah riwayat bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memeluk Ja’far saat tiba dari Habasyah dan mencium antara kedua matanya.” Diriwayatkan pula.”Dari Ibnu Umar bahwa beliau pernah mengikuti suatu ekspedisi militer Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menceritakan kejadiannya. Ia berkata,’Maka kami pun mendekati Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan kami pun mencium tangannya.”
Ibnu Batthal mengatakan bahwa Imam Malik mengingkari mencium tangan dan mengingkari riwayat yang menyebutkan hal itu. Al Abhariy berkata,”Sesungguhnya pengingkaran Imam Malik apabila hal itu untuk pengagungan dan kesombongan. Adapun jika untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan agamanya atau ilmunya atau kemuliaannya maka hal demikian dibolehkan.” (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 468)
Abu Daud meriwayatkan dari Ummu Aban binti al Wazi' bin Zari' dari kakeknya Zari' saat itu ia sedang bersama rombongan utusan Abdu Qais, ia berkata, "Ketika kami tiba di Madinah, kami saling berlomba memacu kendaraan kami, lalu kami mencium tangan dan kaki beliau (Raslullah shalallahu ‘alihi wa sallam."
Ibnu Majah meriwayatkan bahwa Muawiyah bin Jahimah as Sulami ingin pergi berjihad bersama Rasulullah shalallahu ‘alihi wa sallam lalu beliau shalallahu ‘alihi wa sallam mengatakan (kepadanya): 'Celakalah kau! Apakah ibumu masih hidup? ' la menjawab; 'Ya! Wahai Rasulullah! ' Rasulullah bersabda: 'Celakalah kau! Tetaplah berada pada kedua kakinya dan di situlah terdapat surga.'. disebutkan didalam kitab “Rod al Mukhtar” bahwa bisa jadi maksudnya—Wallahu A’lam—adalah mencium kakinya.
Imam an Nawawi mengatakan bahwa disunnahkan mencium tangan seorang shaleh, zahid, alim dan yang sepertinya dari kalangan ahli akherat. Adapun mencium tangannya karena kekayaannya, dunianya, kekuatannya dan kedudukannya dari ahli dunia dan orang-orang seperti mereka maka hal demikian sangat dimakruhkan. Bahkan al Mutawalli mengisyaratkan bahwa hal itu haram. (al Majmu’ juz IV hal 636)
Dengan demikian dibolehkan mencium tangan kedua orang tua sebagai penghormatan, rasa sayang dan bakti seorang anak kepada keduanya.
Wallahu A’lam

Sabtu, 12 November 2011

Tipu Daya Dunia Menyakitkan, Landasan Agama Penjaganya.

•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•

Tipu daya Dunia Menyakitkan ღ☆ღ
ღ☆ღ Landasan Agama Penjaganya.


ღ☆ღ♥ بِسْـــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ♥ღ☆ღ



السلام عليكم ورحمة الله و بركاته


Banyak kafan dicuci, sementara pemiliknya masih sibuk di bazar.

Banyak kubur digali, sementara pemiliknya masih diperdaya dengan kenikmatan.

Banyak mulut tertawa, walaupun akan segera musnah.

Banyak rumah sedang dibangun untk seorang pemilik yang telah dekat pada kematian.

Banyak hamba mengharap pahala, sementara azab telah menunggunya.

Banyak hamba berharap berita gembira, sementara kekecewaan telah disiapkan.

Banyak hamba berharap dapat surga, sementara api neraka telah siap untuknya

Banyak hamba berharap kekayaan, sementara maut telah menunggunya.

BEGITULAH FATAMORGANA KEHIDUPAN DUNIA.

Banyak orang bersalah, akan tetapi tidak merasa bersalah.

Tenggelam dalam perbuatan salah bertahun-tahun lamanya, sehingga kesalahan-kesalahannya semakin banyak dan menumpuk.

Berbagai pengalaman yang menyenangkan, jika tidak diterangi agama maka hanyutlah ia dalam kesengan duniawi yang disangkanya abadi.

Tidak jarang terjadi orang yang dahulu ceria, suka bergurau, tapi kini ia menjadi pemurung, penakut, bahkan putus asa.

Ada yang sebagian tubuhnya lumpuh, dan mungkin saja ada yang matanya tidak melihat, lisannya tak mampu lagi bicara, serta ada lagi yang menjadi lemah sekujur badannya. dan banyak lagi macamnya padahal dulu sehat.

Penyebab semua kegalauan, kebingungan, ketakutan dan kecemasan itu, adalah dosa. semua keserakahan besar atau kecil yang pernah terlakukan olehnya, baik sengaja ataupun tidak, datang mendera batinya.

Andai ia mengerti agama, tentu ia dapat mengadu kepada Allah memohon ampun atas kesalahannya dan memohon agar dilapangkan dada dan diberi petunjuk.


وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan ta'atilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Qs.3:132-133)



semoga kita semua mendapat maghfirah dari Allah yang Maha penyayang. Aamiin ...

Wanita Cantik tidak Masuk Surga ? ''''''''' ^_^

 بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Seorang anak gadis buru-buru masuk rumah dengan wajah yang amat cemberut. Ibunya bertanya-tanya, karena tidak biasanya anak itu berwajah muram. Maka didekatinya anak gadis itu, dan di tanya :
"Ada apa sih kok tidak seperti biasanya. Ada apa di sekolah, apa kamu dimarahi bu guru ?".

Anak itu menjawab: "Tidak ada apa-apa".

Ibu: "Tidak ada apa-apa bagaimana? Katakan nak, aku ini ibumu!".

Anak: "Aku mau tanya sama ibu. Ini soal penting banget. Apakah kecantikan wanita itu sesuatu yang diharamkan?".

Ibu: "Tentu tidak. Siapa yang berkata begitu kepada kamu?".

Anak: "Hari ini ada ibu guru baru. Tampaknya dia dari kelompok aktivis keagamaan. Dia berbicara tentang kecantikan wanita. Katanya kecantikan wanita adalah peralatan setan untuk menyesatkan kaum laki-laki, wanita yang beriman tidak wajib cantik dalam segala hal, orang selalu memperhatikan kecantikannya dialah penolong setan dan tempat kembalinya adalah Jahannam, seburuk-buruk tempat kembali".

Ibunya sangat terkejut mendengar kata-kata yang aneh itu, lalu menjawab:
"Anakku sayang ! Kecantikan itu adalah salah satu nikmat dari Allah yang banyak. Allah itu cantik dan menyukai kecantikan. Dialah yang menyempurnakan wanita dengan kenikmatan cantik. Cantik bukanlah bencana dan bukan jalan menuju neraka. Kecantikan itu sama seperti nikmat-nikmat Allah yang lain. Dengan kenikmatan itu Allah menyempurnakan hamba-Nya untuk tujuan kebaikan dan kedamaian".

Anak: "Bagaimana bu ?".

Ibu: "Kecantikan itu seperti uang yang keberadaannya dibutuhkan oleh manusia. Sungguhpun begitu, orang tidak boleh sembarangan membelanjakan uangnya dengan sesuka hati. Uang itu harus dibelanjakan untuk kebaikan, dan tidak boleh untuk hal-hal yang buruk dan merusak. Artinya, uang itu halal. Tetapi cara me-manfaatkannya itulah yang mendatangkan pada ke-haraman, menjadi jalan menuju neraka. Kecantikan ... Ya seperti itu".

Anak: "Ibu, kalau begitu kecantikan juga bisa menjadi jalan ke surga, bukan jalan ke neraka ?".

Ibu: "Ya, kecantikan adalah jalan menuju surga. Jadilah kamu wanita yang cerdas dan beriman, yang menggunakan kecantikannya untuk kebahagiaan suami, untuk menguatkan cinta suami dan isteri, untuk mengarahkan pandangan suami hanya kepada kamu, menjauhkan fitnah murahan di tengah-tengah orang yang tidak halal. Di situlah kecantikan menjadi salah satu nikmat yang paling dicintai Allah".

Anak: "Kalau begitu, bagaimana dengan apa yang dikatakan bu guru baru itu ?".

Ibu: "kata-kata bu guru itu adalah kata-kata bersayap, tidak semestinya keluar dari seorang muslim yang menghargai kenikmatan Allah. Bukankah setiap manusia itu seharusnya menjadikan nikmat Allah untuk beribadah ?".

♥!♥ !! ♥!!♥ ' ♥..♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥‌♥♥ !"♥♥!♥ ♥ ♥ ♥

Begitulah seharusnya nikmat Allah diberdayakan. Siapa yang memberdayakan nikmat Allah sesuai dengan kehendak-Nya, maka Allah akan menambah kenikmatan itu lebih banyak lagi.

Maka berbahagialah para wanita yang dianugerahi fisik yang sempurna. Nikmatilah kecantikan Anda bersama orang yang halal untuk menikmatinya.

ღ☆ღ*¨*¤*ღ☆ღ*¨*¤.¸¸::♥: Hamba ﷲ :♥::.¸¸.¤*¨*ღ☆ღ¸.¤*¨*ღ☆ღ


♥!♥ !! ♥!!♥ ' ♥..♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥‌♥♥ !"♥♥!♥ ♥ ♥ ♥

             ♥                   ♥
-------------------GIRLS---------------------
---------------are like apples----------------
----------on trees. The best ones----------
--------are at the top of the tree.----------
------The boys don't want to reach--------
-----for the good ones because they-----
--are afraid of falling and getting hurt.--
Instead, they just get the rotten apples-
--from the ground that aren't as good,--
-but easy. So the apples at the top think
-something is wrong with them, when in
----reality, they're amazing. They just----
-----have to wait for the right boy to-----
--------come along, the one who's--------
------------- brave enough to---------------
------------------climb all---------------------
----------------- the way---------------------
-----------------to the top-------------------
----------------of the tree.------------------
              ♥ ♥ '♥ '. ♥ '♥ '. ♥ ' ».................. ♥
.............. ♥♥             ♥

     ♥Ya... ALLAH ..
I Want To Be A Perfect Muslim

.¤*¨¨*¤.¸¸.¤*¨¨*¤.¸¸.
\¸..Allahu Akbar.¸¸.
.\¸.¤*¨¨*¤.¸¸.¤*¨¨*¤.
...\
☻/...
/▌....
/ \......

Rahasia agar AKHWAT cantik dan Menarik.


Bismillahirrohmanirrohim
☆ Anda ingin lebih cantik dan menarik??


☆ Jadikanlah Ghadhdul Bashar (menundukkan pandangan) sebagai "hiasan mata" anda, niscaya akan semakin bening dan jernih.


☆ Oleskan "lipstik kejujuran" pada bibir anda, niscaya akan semakin manis.


☆ Gunakanlah "pemerah pipi" anda dengan kosmetik yang terbuat dari rasa malu yang dibuat dari salon Iman.


☆ Pakailah "sabun Istighfar" yang menghilangkan semua dosa dan kesalahan yang anda lakukan.


☆ Rawatlah rambut anda dengan "Berjilbab " yang akan menghilangkan pandangan lelaki yang membahayakan.


☆ Hiasilah kedua tangan anda dengan gelang Tawadhu' dan jari-jari anda dengan cincin Ukhuwah.


☆ Sebaik-baiknya kalung anda adalah kalung "kesucian".


☆ Bedakilah wajah anda dengan "air Wudhu" niscaya akan bercahaya di akhirat.


Insya Allah... akan cantik Dunia-Akhirat
Keep HAMASAH wal Istiqomah for ALLAH n b'coz ALLAH ♥

Jumat, 11 November 2011

10 Gelar Manusia


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
berikut merupakan 10 gelar manusia yang di berikan ALLAH di dalam Al-Qur'an. Berdasarkan tingkatannya sebagai berikut:
1. Muslim 
    Mereka yang berpasrah diri kepada ALLAH
2. Mukmin
  Mereka yang selalu Istiqomah, dan berpegang kepada kebenaran.
3. Muttaqin
   Mereka yang melakukan perbuatan yang berpegang pada keimanannya kepada ALLAH 
4. Mukhlis
    Mereka yang berhati bersih dan tak mau menerima pujian.
5. Shobir.
 Mereka yang tabah dalam menghadapi cobaan dan tantangan.
6. Halim.
  Mereka yang berhati lembut, peduli dengan orang lain dan lingkungannya.
7. Fasiq.
 Mereka yang tahu kebenaran tapi malas mengikutinya. apalagi yang bertentangan dengan keinginannya.
8. Kafir.
  Mereka yang tidak percaya kepada ALLAH, surga, neraka, dan hari akhir.
9. Munafik
   Mereka yang berbeda perkataan dengan perbuatan.
10. Dzalim.
  Mereka yang tak pernah berlaku adil sehingga meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.

Selasa, 11 Oktober 2011

10 HAL YANG PALING DILARANG ALLAH DALAM AL-QUR'AN

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Akhi, ukhti Fillah yang kmi sayangi.
masih tetap semangat kan !!!!!
pastinya tetap semangat karena Allah selalu bersama kita.

ada yang tau ga, apa aja tuh 10 hal yang paling di larang oleh ALLAH di dalam Al-Qur'an ?!. kalau udah tahu, ya Alhamdulillah. Namun, bagi yang belum tau ga perlu takut, insya Allah UKMI FIS akan memberi tahukannya. semuanya telah terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Isra' ayat 22 - 27. simaklah dan baca lalu di hayati ya!!!!!
  1. Janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau tercela dan terhina.
  2. Jangan mengatakan "ah" kepada orang tua dan jangan pula membentaknya, ucapkanlah perkataan yang baik ( jangan mendurhaka kepada orang tua).
  3. Jangan menghamburkan harta secara boros.
  4. Jangan terlalu kikir dan jangan terlalu pemurah nanti kamu tercela dan menyesal.
  5. Jangan membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Sungguh rezeki berasal dari sisi ALLAH. Membunuh merupakan sebuah dosa yang besar.
  6. Jangan mendekati zina.
  7. Jangan membunuh orang yang telah diharamkan ALLAH tanpa alasan yang jelas.
  8. Jangan mendekati harta anak yatim dan sempurnakanlah takaran timbangan.
  9. Janganlah mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena penglihatan dan hati nurani akan ada pertanggungjawabannya.
  10. Jangan berjalan dimuka Bumi ALLAH ini dengan sombong.
semua itu adalah perbuatan yang sangat dibenci  ALLAH.

akhi ukhti Fillah yang di rahmati Allah, demikianlah 10 hal yang paling dibenci oleh ALLAH. Semoga  bermanfaat untuk kita semua. amin!!!


Jumat, 22 Juli 2011

MASIH SEMANGATKAH, KAWAN ?!


Ketika kita berjalan sendiri kita bisa memutuskan langkah apa yang akan kita ambil. Kita bisa merangkak, kita bisa berjalan, atau kita bisa juga berlari.. K
ita bisa memilih langkah apa saja yang akan kita lakukan untuk mencapai tujuan kita, karena yang punya langkah adalah kita, kita punya kekuasaan untuk mengaturnya…. 
Tetapi, ketika kita bersama di jalan dakwah, pada akhirnya kita harus memutuskan bersama langkah yang seperti apa yang harus kita lakukan. 
Dan taukah….Hal apa yang paling sulit dari melangkah bersama kawan…
melangkah bersama itu membutuhkan kesabaran.

Kesabaran untuk mengatur ritme bersama, kesabaran untuk meredam keegoisan atau prioritas pribadi, 
kesabaran untuk tujuan bersama yang lebih besar, kesabaran untuk tidak lari dan tetap memupuk komitment, 
Kesabaran untuk mengambil porsinya masing-masing, kesabaran untuk menerima dan memberi, 
serta kesabaran bahwa terkadang di jalan dakwah kita harus berkorban lebih banyak. 
Dan Semua itu butuh kesabaran… 
Namun, tahukah ujung dari kesabaran itu kawan… 
Kesabaran pada akhirnya akan menciptakan kepuasan, kepuasan yang berkorelasi kepada kebahagiaan, kebahagiaan akan pencapaian tujuan akhir bersama, dan itu lebih nikmat dari pada kita harus berjalan sendiri….

Satu hal yang aku pelajari dari awal hingga saat ini kawan, bahwa optimisme itu penting. Segala sesuatu yang dimulai dengan keyakinan bisa, Insya ALLAH, ALLAH akan memberikan jalan yang kadang tidak terduga solusinya. Sudut pandang pribadi ku kawan, setelah kesabaran, hal penting lain yang dibutuhkan di dalam dakwah adalah keyakinan.

Apakah benar jalan dakwah yang kita pilih sesuai dengan keyakinan kita, pertanyaan yang paling dasar dan prinsip yang harus kita jawab kawan… karena kata “ yakin” adalah modal awal dari komitmen. 
Apa sebenarnya tujuan pribadi yang ingin kita capai dalam dakwah?? apakah memang sesuai dengan tujuan dakwah itu… masing-masing pribadi harus menjawabnya dengan jujur. 
Dengan kata yakin, kita bisa melakukan segala sesuatu yang awalnya tidak mungkin, dari kata yakin kita akan lebih fokus dengan tujuan walaupun mungkin banyak orang yang berprasangka. Yakin adalah modal awal untuk melangkah, dan langkah pertama yang dimulai dengan keyakinan itu adalah awal dari sebuah kesuksesan. Dan sebaik-baiknya keyakinan adalah didasari oleh ilmu dan pengetahuan sehingga keyakinan tidak hanya berujung pada asumsi hati dan akal yang tidak berdasar. 
Dan sekali lagi kawan, keyakinan akan membawa kepada komitmen, dan komitmen akan membawa kepada tindakan.. tindakan nyata untuk mencapai tujuan bersama itu.
 Sehingga pada tataran praktis, ujung dari semua tujuan dalam dakwah adalah tindakan nyata. Tindakan untuk mencapai langkah bersama yang ditetapkan, tindakan untuk berbuat yang terbaik dari banyaknya prioritas pribadi yang juga harus dilakukan. 
Dan didalam tindakan ada yang disebut aturan…, aturan yang membawa para pelaku dakwah selalu berada di rel yang sesuai baik aturan yang bersifat tersirat ataupun tersurat, aturan yang membuat kita mengerti dimana seharusnya melakukan tindakan dan memberikan kritikan, dan aturan yang pada akhirnya mengatur individu di dalamnya akan hak dan kewajiban.

Sedikit ingin mengutip kata-kata…. ketika kita hanya mencari dunia, kita hanya akan mendapat dunia.. tetapi ketika kita mencari akherat, maka kita akan mendapat dunia dan akhiratnya.. 
Dan ingatlah, ilmu itu sangat penting, dimana ilmu akan sia-sia jika tidak diamalkan, dan amal akan menjadi tidak ada nilainya jika tidak diiringi keikhlasan. Sehingga pada akhirnya ikhlas adalah hasil akhir yang penting setelah sebelumnya kita bersama melakukan yang terbaik untuk mencapai sebuah tujuan. 
Semoga Kawan… Hingga akhirnya nanti.. Kita bisa membuat ISLAM berjaya seperti dahulu kala dan membuat RosuluLLoh tersenyum. Amin…!!!!

NB: sedikit sudut pandang dari saya, maaf jika ada kesalahan kawan…!!!
^_^ love U All FiLLah