#main-wrapper { width: 433px; padding:15px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper { width: 225px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper2 { width: 225px; float: left; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } -->

Minggu, 13 Februari 2011

Stop Gombal Warming !!

Add caption
“Dia ikhwan ya? Tapi kok kalo bicara sama akhwat dekat sekali???,”
tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis dakwah yg bila berbicara dgn lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.

“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.
 
Demikianlah kejadian yg sering dipertanyakan. 
Pelanggaran batas2 pergaulan ikhwan-akhwat masih aja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:

1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun gak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dgn jilbab lebar warna warni 

atau dgn berjanggut celana menggantung, namun kita lupa menghiasi akhlak. 
Kita sibuk berhiaskan simbol2 Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun gak fokus pada tataran pemahaman & amal.

Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. 

Namun di ruang lingkup aktivis dakwah, ada pemahaman kalo gelar itu ditujukan untuk orang2 yg berjuang menegakkan agama-Nya, yg islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya & akhlaknya baik. 
Atau bisa dikonotasikan dgn jamaah. 
Maka gak heran kalo terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas2 pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.

Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yg berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang2 LDK karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama aja dgn kami. Kami jadi gak segan lagi.”

Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi2 yg ingin memperjuangkan agama-Nya.

Menjaga pergaulan dgn lawan jenis emang bukan hal yg gampang karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita & demikian pula sebaliknya. 
Hanya dgn keimanan yg kokoh & mujahadah sajalah yg membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas2 ini.

Berikut ini adalah pelanggaran2 yg masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua
Usai syuro progja, karena pulang ke arah yg sama maka akhwat pulang bersama dengan ikhwan. Berdua aja.

2. Syuro Berhadap-Hadapan
Rapat dgn posisi berhadap2an kayak gini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yg cukup antara ikhwan & akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yg mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yg mengatakan, ”Ah, gak perlu gadhul bashar, yg penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya gak harus dgn cara selalu menunduk ke tanah sampe2 nabrak dinding. Mungkin bisa disiasati dgn ngelihat ujung2 jilbab atau mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus gak ambil pusing dgn apa yg sedang didiskusikan karena yg terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. “Nge-tek” Untuk Menikah
“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” 

Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘nge-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal gak jelas juga kapan akan menikahnya. 
Hal ini sangatlah riskan.

6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon & mengobrol gak tentu arah, yg gak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal2 yg gak ada kaitannya dgn da’wah, sampai2 pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu
“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil & terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yg disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh .“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yg bisa mengakrabkan diri dgn bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.

10. Curhat
“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yg bisa menganggu tribulasi da’wah. Apalagi kalo yg dicurhatkan gak ada sangkut pautnya dgn da’wah.

11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal2 penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana2 & gak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa aja terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat
“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa.

Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)

b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)

c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)

d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”

e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12:
"... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)


Di dalam Islam, pergaulan laki-laki & perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.

Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai2 untuk mendekati zinanya aja udah dilarang. 

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).

Pelanggaran di atas bisa dikategorikan kepada hal2 yg mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan gak mungkin akan mengarah pada zina yg sesungguhnya, na’udzubillah. 

Maka, bersama2 kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. 
Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan. 
Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. 
Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.

“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. 

Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, 
yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. 
Ampunilah kami ya Allah…… 
Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. 
Kabulkanlah ya Allah… “

Yok kita sama-sama membenah diri n ngebentuk kepribadian Islam yang kaffah.......cAyoO..


"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

1 komentar:

  1. apa pendapatmu kepada org2 yang selalu mengatakan bhwa hati yg baik lbh diutamakan dripada penampilan fisik ? (seprti yg sering diucapkan oleh org2 yg blm memakai jilbab)

    BalasHapus

Kata yang positif melahirkan tindakan positif . . .