#main-wrapper { width: 433px; padding:15px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper { width: 225px; float: right; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } #sidebar-wrapper2 { width: 225px; float: left; display: inline; word-wrap: break-word; overflow: hidden; -moz-border-radius: 5px 5px 5px 5px; -moz-box-shadow: 0 0 3px #CCCCCC; background: none repeat scroll 0 0 #FFFFFF; border: 1px solid #DDDDDD; margin: 5px; } -->

Sabtu, 25 Desember 2010

MUNGKINKAH DIRI INI LAGI FUTUR ??///



18 Desember 2010 pukul 19.00 WIB
Terbaring Zee  diatas dipan untuk merehatkan tubuh sejenak setelah aktifitas keseharian. Seperti biasanya, ketika sudah mengunci diri dalam kamar, maka Zee lebih suka untuk mengintropeksi diri atas segala sesuatu yang terjadi pada hari ini. Entah kenapa hari ini sungguh beda dengan hari-hari yang lalu. Smangat yang dulu membara untuk berjuang dijalan dakwah kini semakin meredup & semakin menipis pula kepedulian terhadap sesama. Zee yang dulu begitu giat dan rajin menghadiri suatu majelis kini mulai ogah-ogahan, ataupun kalau datang mesti selalu telat dan yang dulunya Zee hobi banget menyapa teman-temannya via sms, sekarang malah hampir tidak pernah dilakukan.
Ah rupanya Zee lagi futur !!!
Ini bermula dalam suatu majelis koordinasi, Zee menyampaikan permasalahan yang terjadi mengenai divisinya kepada mas’ul dakwahnya. “ Akhi, ada ketidak cocokan ( perbedaan ) antara ana dengan Ukh Arsya”. Suara Zee bergetar, nyata sekali menekan perasaannya. Sang mas’ul berusaha menanggapinya searif mungkin. Namun, Zee belum terpuaskan dengan jawabannya dan Zee bisa memahami itu karena cara pikir antara ikhwan dan akhwat berbeda. Akhirnya Zee memutuskan untuk konsultasi ke murobinya, dari penjelasan murobi dan Mas’ul dakwahnya tidaklah jauh berbeda. Dan Zee mulai bisa menerima bahwasanya perbedaan itu merupakan hal yang biasa terjadi tergantung bagaimana menyikapinya.
Zee yang anti sekali untuk mengalah pada hal-hal yang ia yakini benar kini berubah pandangannya, ia mulai meyakini bahwa tidak ada salahnya mengalah demi kemaslahatan. Untuk permasalahan ini selesai sudah!!!. Zee masih beruntung menjadi orang-orang terpilih untuk tetap berada pada kafilah ini.
Dan beberapa minggu kemudian……….. Kami membahas mengenai kegiatan yang akan kami ikuti, dan kali inipun tidak luput dari perbedaan pendapat. Zee begitu yakin dengan pendapatnya lebih bisa diterima dengan pertimbangan yang sudah dipikirkan dan kebetulan Zee merasa lebih tahu kondisi akhwat yang mau mengikuti kegitan tersebut. Namun lagi-lagi pendapat Zee bisa dijatuhkan dengan pendapat lain yang rasional juga. Akhirnya untuk kesekian kalinya Zee harus ngalah lagi dan ngalah lagi!!!
Nah, dari pengalaman-pengalaman tersebut Zee merenung & berpikir, adakah setiap suaranya didengar selama ini? rasanya Zee ingin berkata TIDAAAAAK!
Akhirnya Zee mengambil sikap cuek dan tidak menentang. ia sekarang selalu mendengar, mengiyakan setiap keputusan dan melaksanakan apa yang diinginkan oleh orang lain meski sebenarnya kurang bisa menerima.
Hingga dikeheningan malam ini, Zee termenung, bertanya pada diri sendiri, “ Astagfirulloh, benarkah pola pikir ia selama ini?”, sudah luruskah niatnya di jalan dakwah ini?”.
Sambil memejamkan mata dan menghela nafas panjang-panjang, Zee menyadari kekeliruan pada pola pikirnya selama ini,dan ia menyadari betul bahwasannya ia mesti memperbarui niat, ia harus benar-benar ikhlas dalam dakwah ini sehingga apapun sikap orang lain kepadanya baik yang menyakitkan sekalipun, itu tidak boleh mempengaruhi semangat juangnya dalam dakwah. Dan mengenai perbedaan yang terjadi, itu adalah hal yang wajar dimana dengan perbedaan itu Zee akan mendapatkan warna seindah pelangi.


Ya Allah ya Robb, Engkau yang maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah ia pada agamaMu, condongkanlah hati kami pada kebenaran dan berikanlah kemudahan kepada kami untuk tegar menjalankan SyariatMu. Amiin

Jumat, 24 Desember 2010

MERAYAKAN HARI BESAR ORANG ORANG MUSYRIK --> HARAM


Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu :
Sesungguhnya kalian terbiasa mengerjakan perbuatan perbuatan yang dalam pandangan kalian urusan itu lebih ringan dari sehelai rambut. Akan tetapi kami (para shahabat) dahulu ketika Rasul masih hidup, meyakininya sebagai mubiqaat (penghancur keimanan)
 

Allah ta’ala berfirman
وَإِن كَادُواْ لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذاً لاَّتَّخَذُوكَ خَلِيلاً. وَلَوْلاَ أَن ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئاً قَلِيلاً . إِذاً لَّأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ ثُمَّ لاَ تَجِدُ لَكَ عَلَيْنَا نَصِيرا
Dan hampir hampir mereka itu merusak (keyakinanmu) terhadap ayat ayat yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar engkau mengadakan kata kata dusta akan kami (dengan perintah) selain Nya. Selanjutnya (apabila engkau mentaati mereka) pastilah mereka menjadikan dirimu sebagai kekasih. Dan apabila tidak Kami teguhkan (keimananmu) sungguh hampir hampir engkau condong sedikit kepada mereka. Dan apabila engkau telah condong kepada mereka (orang orang musyrik) itu, Kami timpakan kepadamu siksa yang berlipat lipat di dunia dan siksa yang berlipat-lipat setelah kematian, kemudian engkau tidak akan mendapatkan pertolongan sedikitpun dari Kami. (QS. Al-Isra’: 73-75)

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan sekali kali tidak akan pernah ridha kepadamu orang orang Yahudi dan tidak pula Nasrani, sehingga kalian mengikuti kebiasaan (agama) mereka. (QS. Al-Baqarah: 120)
Sabda Rasulullah shollallaaahu ‘alaihi wa sallam
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari bagian kaum itu. (HR. Abu Daud, Kitabul LibAs: 4/314. Ahmad, al Musnad: 7/142 no: 5114. Hadits shahih)

Sungguh kalian pasti mengikuti kebiasaan orang orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga apabila mereka masuk ke dalam lobang biawak tentu kalian mengikuti mereka. Kami bertanya: “Yaa Rasulullah, apakah mereka itu orang orang Yahudi dan Nasranikah?” Rasul menjawab: “Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR. Al-Bukhary, Kitabul I’tisham: 13/300. Muslim, Kitabul ILmi: 4/2154, no: 2569)

Bukan golongan kami orang orang yang bertasyabbuh dengan orang orang selain golongan kami. (HR. At-Tirmidzi, as-Sunan: 7/335, no: 2696. hadits hasan)  

Pada waktu Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya, dimana mereka bersendau gurau di dua hari itu. Maka Rasul bersabda: Aku datang kepada kalian sedangkan kalian memiliki dua hari dimana kalian bersendau gurau di dalamnya. Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari yang lebih baik dari pada keduanya. Yaitu hari ‘Iedul Fitri dan hari raya Qurban. (HR. Ahmad: 12362) 

Umar bin Khattab radhiyallaahu ‘anhu berkata:
Jauhilah orang orang asing dan kaum musyrikin di hari raya mereka, di gereja gereja mereka. Sesungguhnya murka Allah pasti menimpamu apabila engkau melakukan hal yang dilarang itu. (HR. al-Baihaqy. Dalam Iqtidha’: 192 dan 197) 

Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhumaa
 Barangsiapa menetap di wilayah orang orang musyrik, membuat hidangan untuk hari raya mereka dan menyerupai mereka, hingga orang itu meninggal. Maka dia akan berkumpul bersama orang orang musyrik itu di hari kiamat kelak. (Iqtidha’ Shiratal Mustaqim: 84) 

Ibnul Qoyyim al jauziyyah:
Adapun ucapan selamat terhadap simbol simbol kekufuran secara khusus, telah menjadi ijma kaum muslimin haram hukumnya. Seperti mengucapkan selamat atas hari raya atau puasa mereka dengan mengatakan “Hari raya yang diberkahi bagimu,” atau “Selamat merayakan hari besar ini,” dan lain lain. Yang demikian itu (meksipun misalkan orang yang mengucapkan terbebas dari kekufuran) maka hal itu termasuk perkara yang diharamkan. Karena perbuatan itu serupa dengan orang yang mengucapkan selamat kepada orang lain karena orang itu telah bersujud kepada salib. Bahkan dosanya lebih besar di hadapan Allah dan murka Allah lebih besar dari pada ucapan selamat terhadap orang orang yang minum khamr, membunuh , berzina dan lain lain. Karenanya banyak orang yang tidak kokoh agamanya terjerumus dalam hal itu dan tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Barangsiapa mengucapkan selamat kepada seseorang karena perbuatan ma’siyyyat, bid’ah dan kekufurannya (kepada Allah) berarti dia telah mengundang murka Allah dan amarahNya. (Ahkam Ahludz Dzimmah dalam Fatawa al ‘Ashriyyah juz 22) 

Ibnu Taimiyyah rahimahullahu:
Tidak ada perbedaan dalam urusan bekerja sama dengan orang orang kafir dalam masalah hari raya dengan bekerja sama dengan orang orang kafir dalam menjalankan ajaran agama. Karena penyerupaan dalam masalah hari raya merupakan penyerupaan dalam masalah kekufuran.” (Iqtidha Shiratal Mustaqim: 208)

Adapun dalam masalah dunia, mu'amalah, bermasyarakat, maka diperbolehkan. misalkan ada tetangga kita yang beragama nasrani mengalami kecelakaan, kita diperbolehkan (bahkan dianjurkan untuk menolong mereka). atau ada tetangga kita yang yahudi rumahnya dimasuki oleh pencuri, maka kita diperbolehkan (bahkan dianjurkan untuk mengusir pencuri itu)
Wallahu'alam bis showab!

Rabu, 15 Desember 2010

TUJUAN DAKWAH KAMPUS

Tujuan utama dari Dakwah kampus
adalah adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam, 
dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat 
menuju masyarakat Islami. 
Derivasi dari hal ini maka peran tarbiyah kampus yang berkesinambungan - 
untuk menghasilkan alumni-alumni yang berafiliasi kepada Islam -
menjadi sangat penting. 
Derivasi lainnya, lembaga dakwah kampus perlu secara bertahap 
menjadi lembaga dakwah kampus yang matang, 
agar dapat memainkan perannya di perguruan tinggi yang bersangkutan 
untuk dapat mengusung perubahan. 
Mengenai tahapan dakwah kampus ini perlu kajian tersendiri.

Senin, 13 Desember 2010

Regenerasi Dakwah

“Dalam setiap fase, selalu ada pekerja-pekerja dakwah yang kelelahan. Jika mereka lelah kerena mengusung kebenaran, niscaya Allah akan menguatkan mereka kembali. Namun, jika mereka lelah kerena tergoda oleh gemerlapnya dunia, maka akan ada pekerja lain yang bersedia menggantikannya. Ketahuilah bahwa dakwah itu tidak akan pernah kehabisan pekerja. Ikut atau tidaknya kita dalam dakwah ini, kereta dakwah masih akan terus melaju menuju syurga.”

Jumat, 10 Desember 2010

Dakwah tidak dapat dipikul oleh orang-orang yang manja

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan
Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. 
Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini dengan keadaan orang-orang terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, belumlah seberapa. 
Pengorbanan kita di hari ini masih sebatas pengorbanan waktu untuk dakwah. Pengorbanan tenaga dalam amal khairiyah untuk kepentingan dakwah. 
Pengorbanan sebagian kecil dari harta kita yang banyak. 

Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, 
ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, 
ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, 
lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. 
Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. 
Mereka dapat menerima resiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.
Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. 
Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, 
kita akan temukan kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. 
Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. 
Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini
ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan pernah dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.
Militansi aktivis dakah merupakan kendaraan yang akan menghantarkan kepada kesuksesan.
Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan.
Wallahu’alam.

Kontribusi Pada Dakwah

Fain faqadu syaian lam yu’thi.‘ 
Siapa yang tidak punya, maka ia tidak akan dapat memberikan sesuatu. 
Maka mungkinkah seseorang akan memberikan kontribusinya sementara dirinya tidak memiliki apa-apa.
Mereka yang tidak bisa memberikan pengorbananan apa-apa sepantasnya merasa malu. 
Karena telah banyak kebaikan Allah swt. pada kita.
Oleh sebab itu seorang aktivis dakwah perlu mengetahui apa yang ia punyai.

Aktivis dakwah, tidak boleh bakhil.
Kontribusi apapun, yang telah ia tunaikan akan sangat bermanfaat bagi dakwah ini. 
Kemanfaatan pengorbanan itu hanya ada pada saat kehidupan di dunia ini baik bagi orang lain terlebih lagi bagi dirinya sendiri. 
Setelah mati, tidak ada sesuatu pun yang bisa diberikan oleh manusia untuk menambah timbangan kebaikannya di alam barzah kelak.
Karenanya, karakter aktivis dakwah yang sesungguhnya adalah berwatak merasa ringan untuk berkorban terhadap dakwah. 
Tidak ada sesuatupun yang merintanginya untuk berkorban.
Ia cepat merespon tuntutan dakwah ini.

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”. (Ash-Shaff: 14)

Al-atha’ ad-da’awy diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Al-Atha’ Al Fikry (Kontribusi Pemikiran)
2. Al-Atha’ Fanny (Kontribusi Keterampilan)
3. Al-Atha’ Al-Maaly (Kontribusi Materi)
4. Al-Atha’ An-Nafsy (Kontribusi Jiwa)
5. Al-Atha’ Al-Mulky (Kontribusi Kewenangan)

Kiat untuk dapat memberikan kontribusi dakwah
Untuk dapat mendorong dirinya memberikan kontribusinya dalam dakwah, aktivis dakwah perlu mengupayakan kiat-kiat jitu dalam berkorban. 
Pertama, biasakan diri untuk memberikan kontribusi setiap hari meskipun dalam jumlah yang kecil. Kalau perlu dengan ukuran yang jelas, misalnya satu hari memberikan kontribusinya untuk dakwah Rp 1.000 atau dua jam dari waktunya atau satu gagasannya. Untuk dapat membiasakannya bila perlu memberikan sanksi jika meninggalkan kebiasaan tersebut.
Kedua, meningkatkan kemampuan visualisasi terhadap balasan dan ganjaran dunia dan akhirat.
Allah swt. akan memberikan kedudukan yang kokoh di dunia atas segala kontribusi yang diberikan (An-Nuur: 55). 
Allah swt. juga memandang mulia orang yang berkorban, bahkan derajatnya ditinggikan dari orang yang lainnya (An-Nisaa’: 95). 
Ketiga, selalu bercermin pada orang lain dalam berkorban. Tidak jarang para sahabat berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan lantaran bercermin dari sahabat lainnya.
Keempat, selalu meyakini bahwa setiap pengorbanan yang diberikan akan memberikan manfaat yang sangat besar baik bagi dirinya ataupun yang lain.
Keyakinan yang demikian akan mendorong untuk selalu berbuat
Kelima, senantiasa berdoa pada Allah swt. agar dimudahkan untuk selalu berkorban. 
Senantiasa berada di barisan terdepan untuk memberikan kontribusi bagi kemenangan dakwah.


Jadilah orang pertama di antara teman-teman.





Jika Hidup Tidak untuk Dakwah Terus ente mau ngapain?


Ente pergi pagi.  Dengan semangat mencari duniawi. 
Jika angkot macet,  langsung berganti sewa taksi  agar harta buruan tidak beralih dari sisi. 
Ente pulang malam.  Dengan jasad yang kelelahan. 
Nyampe di rumah mendekam  sampai pagi datang. 
Lupakah engkau Rasulullah saw bagaikan rahib di malam hari. Dan menjadi singa di siang hari. 
Sementara engkau tak peduli siang tak peduli malam, yang penting dunia dalam genggaman.

Sahabat,
Cobalah engkau renungkan.. 
Apa sih yang ingin kau gapai sampai harus membanting tulang ?? 
Apa sih yang ingin kau bangun hingga pagi datang ??
Apa sih yang ingin kau raih hingga tubuh begitu letih ??
Jujur saja, untuk urusan perutmu bukan?? untuk urusan rumah tempat kau tinggal bukan?? 
Dinikmati, rusak, ganti lagi tak berkesudahan. 
Jujur saja, untuk urusan kesenangan anak-anak yang kau rindukan bukan..? Buat pakaian, mainan, ataupun poster-poster idaman..? 
Dinikmati, menghilang dari pandangan.
Jika engkau hidup hanya untuk itu semuanya maka harga diri ente nilainya sama dengan apa yang ente makan. 
Nilainya sama dengan apa yang ente rindukan.
Karena jasad ente tak ubahnya tembolok karung tempat penyimpanan semua makan yang kamu makan. 
Karena jasad ente tak ubahnya perekat, tempat semua kesenangan dunia melekat.

Tapi sahabat,,  
jika qta hidup untuk dakwah… 
tidak ada setitik harapan pun yang kelak dirugikan. 
Tiada seberkas amal pun yang tiada mendapat balasan. 
Tapi di dalamnya penuh ujian dan batu karang. 
Dimana harus yakin penuh akan janji Allah. 
Tapi di dalamnya tidak lekas didapatkan keindahan. 
Dan harus yakin bahwa inilah jalan kebaikan
Sahabat,,
Jangan sia-siakan hidup di dunia. 
Bangun rumah dakwah. 
Jika diluaskan harta, kembalikan di jalan dakwah. 
Jika diluaskan waktu, hibahkan di jalan dakwah. 
Jika diluaskan tenaga, berikan untuk lapangnya jalan dakwah. 
Jika diluaskan pikiran, gunakan untuk merenungi ayat-ayat-Nya.
Jika diluaskan usia, maksimalkan berikan yang terbaik untuk-Nya.
Jangan jadikan dakwah sebagai kegiatan sampingan, apalagi sebagai hiburan. Jangan jadikan dakwah sebagai ajang gaul sesama teman, 
sebagai pengisi waktu luang, ataupun sarana memburu uang. 
Karena kelak yang didapatkan adalah jahanam. 
Sebagai balasan atas kemusyrikan yang kau jalankan. 
Jadikan dakwah sebagai ruh di dunia. 
Jadikan dakwah sebagai rumah tinggal di dunia. 
Jadikan dakwah sebagai tugas utama di dunia. 
Jadikan bahwa hanya dengan dakwah diri begitu bahagia. 

Sahabat,,
Jalan dakwah inilah yang membedakan kita dengan para pendusta ayat-ayat-Nya. 
Dan jika engkau hidup di dunia ini tidak untuk tegakkan risalah-Nya, itu artinya engkau pun sama dengan mereka. 
Yang lebih menyukai neraka ketimbang surga. 
Dan jika engkau hidup di dunia ini sebagai tujuan. 
Ingatlah bahwa tak lama lagi ruhmu bakal dicabut dari badan.


Jika hidup tidak untuk dakwah..Trus ente mau ngapain?




By: AnNida (Penyeru Dakwah)
#Share,Jum'at/Muharram 1432 H

Selasa, 07 Desember 2010


Hari ini adalah hari kita berjuang
untuk mengganti pemimpin zhalim dengan pemimpin adil,..
Turut serta untuk mengurangi kebiasaan batil,...
Ikut serta dalam semua pertarungan menegakkan wibawa Islam,...
Haruskah kita diam dengan alasan “aku bosan dengan semua alasan politik itu” aku ingin ruh ku bercahaya,...

Duhai,.... jika jhad yang paling besar adalah mengalahkan hawa nafsu,..
Maka nafsu apa lagi yang belum dikalahkan oleh mujahid yang mereka keluar dari rumah mereka untuk menegakkan agama Allah,...
melumpuhkan kesombongan musuh Allah,...
menghentikan kepemimpinan kafir dan munafiqin?,...
Hari ini adalah saat kita harus mencatatkan diri kita dalam sejarah hidup kita,...
Mau jadi Mujahid,..... atau pecundang yang mengira memelihara kesholihannya di sudut mihrab semunya,...

“Kita adalah ruh baru dalam tubuh umat yang tak berdaya ini”
Bangunlah wahai saudaraku,...!!!

Keep Hamasah, wahai Pejuang Alah.
By:
UKMI ARRAHMAN Fakultas Ilmu Sosial

Senin, 06 Desember 2010

Renungan Tahun Baru Islam - 1 Muharram 1432 H

Sebentar lagi kita memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharam 1432 H, Selasa 7 Desember 2010. 
Mari sikapi momentum tersebut dengan muhasabah (introspeksi diri), 
misalnya apakah ibadah atau amal saleh kita selama ini sudah memenuhi syarat untuk diterima oleh Allah SWT? 
Yaitu, dilandasi keimanan, ilmu, ikhlas, dan sesuai dengan sunah Rasul? 
Bekal amal saleh apa yang sudah kita miliki untuk kehidupan di akhirat kelak?

Benar, muhasabah harus kita lakukan sepanjang waktu, hari demi hari, bahkan detik demi detik. 
Tapi setidaknya, pergantian tahun baru Islam menjadi “momentum tahunan” muhasabah.

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al-Hasyr: 18).

Menurut tafsir Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi dalam kitabnya Ruhul Ma’ani: 
“Setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan diakhirat kelak. 
Karena hidup di dunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari akherat, merugilah manusia yang tidak mengetahui tujuan utamanya”.

Umar bin Khottob mengatakan: Hasibu anfusakum qobla antuhasabu. 
“Evaluasilah (hisablah) dirimu sendiri sebelum kalian dihisab (di hadapan Allah kelak)”.

Memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1432 Hijriyah, kita juga harus memaknai peristiwa hijrah Rasulullah Saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah yang menjadi awal perhitungan kalender Islam (makanya disebut Kalender Hijriyah, dari kata hijrah).

Di Madinah, Rasul membangun tiga fondasi masyarakat Islami menuju daulah Islamiyah: masjid, ukhuwah Islamiyah, dan perjanjian damai dengan semua warga Madinah (Piagam Madinah). 
Maka, mari makmurkan masjid, semarakkan aktivitas ibadah dan dakwah di dalamnya, eratkan ukhuwah sesama Muslim, dan kembangkan toleransi beragama tanpa merusak akidah.

Sabda Nabi Saw, Muhajir (orang yang berhijrah) dalam makna luas, adalah dia yang meninggalkan larangan Allah SWT. Al-Muhajiru man hajara ma nahallahu ‘anhu.

Pada 1 Januari 2011 kita juga memasuki tahu baru Masehi. Tapi itu “bukan urusan kita” karena kalender Masehi “milik” umat Kristen.

Perayaan Tahun Baru Masehi merupakan bagian dari rangkaian hari Natal atau satu paket dengan hari Natal. Makanya, umat Kristen menyatukan selamat Natal dengan Tahun Baru: Merry Christmas and Happy News Year.

Karena perayaan Tahun Baru Masehi merupakan ritual umat Kristen, kaum Muslim wajib menghormatinya saja, tanpa harus ikut serta atau turut merayakan Tahun Baru Masehi. 

Wallahu a’lam.*

By;
      Zee

.♥ Kenapa Harus Mentoring ?? ♥.

  .♥ Kenapa Harus Mentoring ?? ♥. 
Karena mentoring sebenarnya adalah proses untuk “akselerasi kedewasaan”. Kedewasaan ini, sangatlah luas, bisa jadi, kedewasaan dalam memahami Islam, kedewasaan dalam berilmu sesuai pilihan kompetensinya, kedewasaan dalam menyikapi masalah, kedewasaan dalam memilih keputusan, bahkan kedewasaan dalam bergaul- mengenal karakter manusia.

Kedewasaan, Kenapa ? Kenapa Bisa ? Dan Apakah Harus Dengan Mentoring ? 

Ya. Mentoring adalah sebuah grup diskusi terfokus, yang didalamnya terdapat interaksi- relasi antar insan, ada aspek manusiawi, serta hubungan interpersonal. Bisa jadi seseorang menjadi dewasa, tanpa mentoring, karena aspek pembentuk kedewasaan memang banyak, bisa jadi dia anak sulung, sebatang kara, dididik orang tua, atau memang sudah dilepas sedari kecil. Mentoring adalah proses “percepatan kedewasaan”, karena dengan mentoring, maka kita akan memperbesar “kapasitas berkomunitas” kita, memahami bahwa ternyata, karakter manusia itu beragam, menangani konflik komunikasi, hingga mampu bekerjasama walaupun terdapat perbedaan prinsip di satu sisi.
Lalu, Kenapa Harus Mentoring Yang Isinya Materi Melulu ?

Materi ? Ya, terkadang, mentor memang tidak mampu menerjemahkan “materi” mati menjadi “hidup”. Mentor harus paham, bahwa “mempelajari” dan “membaca” sebuah materi adalah satu masalah, sedangkan “membumikan” dan “mengkomunikasikan” materi kepada adik mentor, adalah masalah lain yang berbeda, jangan disamakan.
 Mentoring mengandung 3 aspek, yaitu kognitif ( materi keilmuan, knowledge. Bisa jadi rasmul bayan yang kita dapat dulu saat pertama kali liqo), afektif ( sikap, bersikap saat menyampaikan, raut muka, bahasa tubuh, mimik wajah, ) , dan psikomotorik ( bisa jadi saat rihlah, olahraga, intonasi).
Psikologi dan suasana mentoring akan sangat mempengaruhi adik mentor.

Mentoring, Apa Hubungannya Dengan Kesuksesan Saya ?
Apakah Mentoring Harus Bermateri Agama Islam ?

Tahukah kamu, bahwa orang- orang yang mampu mengubah zaman, pada masa mudanya, adalah orang- orang yang membentuk kelompok diskusi tersegmen ? Tahukah kamu, bahwa mentoring dapat mempercepat pemahaman kita akan sebuah disiplin ilmu ? Dan,bukan hanya Islam. Tidak percaya ? Ini beberapa contohnya :

HOS Cokroaminoto punya 3 binaan, yaitu Sukarno ( Presiden1 RI), Semaun ( Pemimpin PKI Madiun), dan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo ( Pemimpin DI TII/ NII). Nah, semua jadi “tokoh” kan ? Walaupun akhirnya jadi berseberangan, itu, mungkin karena mereka pada ngebandel,mentoringnya gak selesai kali ya ?…

Badiuzzaman Said Nursi, pemimpin Harokah Islamiyah dari Turki, penentang sekulerisme Kemal Pasha, dengan jamaah dan risalahnya, Risalah Nuriyah, punya kader yang masih dalam mentoringnya langsung, yaitu Dr. Necmetting Erbakan, dengan Partai Refah-nya, mantan PM Turki yang akhirnya terjungkal oleh militer, digantikan oleh Tanshu Ciller, dan hingga akhir hayatnya, dilarang terjun ke politik. Namun, Erbakan ini punya 11 binaan yang dipersiapkan untuk terjun ke politik praktis, dan 2 diantaranya adalah Abdullah Gul ( Presiden Turki sekarang) dan Recep Thayyip Erdogan ( PM Turki sekarang), yang mendapatkan amanah kepemimpinan dengan partai baru, Partai Keadilan dan Persatuan.

Arifin Panigoro, Aburizal Bakrie, Abdul Latief, dan Fadel Muhammad, adalah kader Golkar, yang sengaja dibentuk semenjak masih di bangku kuliah ITB untuk mengendalikan sektor riil Indonesia, dengan suatu saat nanti mengendalikan asosiasi dagangnya, yaitu KADIN. Mereka terkenal dengan sebutan “Grup Gelapnyawang”, murobinya, pasti semua kenal, Ginanjar Kartasasmita, Ketua DPD RI sekarang.
Tahu teman satu mentoring-nya Einstein ? Ya, Schrodinger! Dan tahu nama komunitas diskusinya ? Ya, The Royal Society, yang sudah ada semenjak Sir Isaac Newton hingga Stephen Hawking sekarang.

Tahu Dawam Rahardjo ? Semenjak mudanya, dia punya halaqoh sendiri, dengan teman- temannya yaitu Ahmad Wahib ( Alm) dan Mukti Ali. Ketiganya, gencar hingga sekarang mengkampanyekan “pembaharuan Islam”

Jadi Kenapa Mentoring

Karena dengan mentoring, maka kamu akan mengalami Akselerasi/ Percepatan Kedewasaan.
Kedewasaan Ilmu

Jika ingin mendapatkan akselerasi kedewasaan dalam memahami dan menerapkan ilmu kamu di kampus, kamu harus ngementor dengan dosennya, di luar jam kuliah. Bikin kelompok kecil dengan 1 dosen sebagai mentor di rumahnya,jangan nunggu TA, kelamaan, keburu lulus !
Kenapa ? Karena ruangan kuliah terlalu sempit untuk mengetahui aspek teknis- taktis dari keilmuan kita. Jika memang benar- benar mau memiliki kemampuan berpikir strategis ala anak S1 dan bergerak taktis- teknis ala anak D3, maka, ajak seorang dosen untuk mentoring, curi semua ilmunya dan kamu akan mengalami akselerasi ilmu yang jauh berlipat, kamu bisa punya kemampuan setara doctor atau peneliti sebelum berusia 25 tahun! Luar biasa bukan mentoring itu ?

Kedewasaan Bisnis

Maksudnya ? Ya, biasanya, orang punya ide luar biasa untuk terjun ke sektor riil, namun bingung mulai dari mana, tidak ada modal, tidak ada jaringan, dll. Nah, dengan mentoring bisnis ini, kamu bisa mendapatkan ilmu luar biasa, bahwa ternyata, bisnis besar bisa dimulai dengan tanpa modal! Bahwa jaringan itu bukan hal yang sulit! Dan, kamu bisa mendirikan perusahaan berbasis kompetensi kuliah kamu, seperti halnya Steve Jobs, atau Michael Dell, sebelum berusia 25 tahun ! Nah, luar biasa bukan efek dari mentoring itu ?

Kedewasaan Psikologis

Maksudnya, apa lagi ? Hm, menjadi jenius bukan berarti terus jadi asosial loh. Jarang bergaul dan susah berinteraksi, seperti Steve Nash di Film A Beautifil Mind, sampai kena Skizofrenia segala ! Sudahlah, cobalah untuk bisa paham bahwa karakter manusia itu beragam, ada yang sensitive, agresif, ekspansif, bahkan arogan segala! Tahu kan, biasanya orang asosial punya kecenderungan bunuh diri tinggi, bahkan suka gagal dalam membangun karir dan relasi. So, mau cepet dewasa dalam menyikapi permasalahan hidup ? Yuk, mentoring.

Kedewasaan BerIslam

Ah, kamu pasti tidak mau disebut fanatik kan ? Fanatisme berlebihan terjadi karena dogmatis yang tanpa ada diskusi dan interpretasi. Islam tidak seperti itu, kita diberikan kesempatan untuk bertanya seluas dan sedalam mungkin, kita bahkan ditantang untuk membuktikan kebenaran Islam dalam Al Quran, dan percayakah kamu, Malaikat saja bertanya ! Mempertanyakan kepemimpinan manusia di bumi ? Dan, mereka tidak disebut Allah dengan kurang ajar loh. So, ,mau menjadikan Islam sebagai sebuah gaya hidup ? Setelah kamu jadi peneliti, pengusaha, hingga dosen, kamu akan kehilangan ruh dan karakter kuat manakala tidak punya prinsip yang kuat, dan saya yakin, Islam adalah prinsip hidup yang paling nyaman dan menyenangkan buat manusia.  

Mau mentoring Bro ? Yuuuk…


░░░░░░░░░░░░▄▄
░░░░░░░░░░░█░░█
░░░░░░░░░░░█░░█
......
░░░░░░░░░░█░░░█
░░░░░░░░░█░░░░█
...
██████▄▄█░░░░░██████▄
▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░░░░█
▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░███
▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░░░░█
▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░███
▓▓▓▓▓▓█░░░░░░░░░░░░█
▓▓▓▓▓▓█████░░░░░░██
█████▀░░░░▀▀███████